Pendahuluan
Telah 68 tahun Indonesia merdeka. Sudah banyak
sekali perkembangan dan kemajuan yang dialami bangsa dan negara kita. Kini
Indonesia telah menjadi bangsa yang besar dan diperhitungkan bangsa-bangsa lain
dunia. Namun pada saat yang sama secara faktual, masih banyak warga negara kita
yang hidup secara belum layak dan kurang manusiawi. Masih banyak
saudara-saudara kita yang hidup miskin dan serba kekurangan.
Panti Asuhan
Benih Kasih Paroki St Marinus Yohanes lahir dari keprihatinan akan anak-anak
yang terlantar karena kemiskinan. Selain kebutuhan pokok akan pangan, sandang
dan papan, setiap anak sangat membutuhkan pendidikan yang cukup supaya mereka
bisa hidup mandiri dan kelak mengusahakan taraf hidup yang lebih baik. Namun
kemiskinan telah menutup peluang bagi anak-anak yatim-piatu dan terlantar itu.
Kemiskinan telah merenggut hak anak-anak itu karena mereka tidak mampu untuk
mendapatkan pendidikan yang layak. Jika tidak ada campur tangan dari
pihak-pihak yang perduli, selama-lamanya mereka akan kehilangan peluang meraih
masa depan yang lebih baik.
Maka terdorong oleh
kepedulian sosial tersebut Gereja Katolik Paroki St Marinus Yohanes mengusahakan
berdirinya panti asuhan. Tentu ini bukan perkara yang mudah karena ada banyak
kendala yang harus dihadapi. Syukur kepada Allah, berkat bantuan Tuhan, berkat
usaha keras dan kerjasama dari semua pihak, pelayanan sosial panti asuhan bisa
diwujudkan, bahkan sekarang mulai semakin berkembang.
Namun bukan hanya muncul dari
kepedulian sosial yang sifatnya hanya manusiawi, lebih dari itu Pelayanan di
Panti Asuhan Benih Kasih ini lahir dari iman.
Alkitab mengatakan: “Karena begitu besar kasih Allah akan duniai ni, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang
percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.” (Yoh 3:16)
Kalau Allah sendiri telah mengasihi kita begitu rupa, maka kita pun juga
dipanggil untuk mengasihi sesama. Panti Asuhan Benih Kasih menjadi wadah untuk mengejawantahkan
Hukum Kasih: mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan budi, dan mengasihi sesama
sepeti diri sendiri.
Dari pemahaman yang seperti inilah kami memberanikan diri
untuk mengundang siapa saja yang juga memiliki kepedulian terhadap sesama,
terutama yang miskin dan terlantar, untuk ikut berpartisipasi dalam “menebarkan
kasih” di Panti Asuhan Benih Kasih Paroki St Marinus Yohanes ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar