Senin, 25 November 2013

Pendahuluan



Pendahuluan


Telah 68 tahun Indonesia merdeka. Sudah banyak sekali perkembangan dan kemajuan yang dialami bangsa dan negara kita. Kini Indonesia telah menjadi bangsa yang besar dan diperhitungkan bangsa-bangsa lain dunia. Namun pada saat yang sama secara faktual, masih banyak warga negara kita yang hidup secara belum layak dan kurang manusiawi. Masih banyak saudara-saudara kita yang hidup miskin dan serba kekurangan.
Panti Asuhan Benih Kasih Paroki St Marinus Yohanes lahir dari keprihatinan akan anak-anak yang terlantar karena kemiskinan. Selain kebutuhan pokok akan pangan, sandang dan papan, setiap anak sangat membutuhkan pendidikan yang cukup supaya mereka bisa hidup mandiri dan kelak mengusahakan taraf hidup yang lebih baik. Namun kemiskinan telah menutup peluang bagi anak-anak yatim-piatu dan terlantar itu. Kemiskinan telah merenggut hak anak-anak itu karena mereka tidak mampu untuk mendapatkan pendidikan yang layak. Jika tidak ada campur tangan dari pihak-pihak yang perduli, selama-lamanya mereka akan kehilangan peluang meraih masa depan yang lebih baik.

Maka terdorong oleh kepedulian sosial tersebut Gereja Katolik Paroki St Marinus Yohanes mengusahakan berdirinya panti asuhan. Tentu ini bukan perkara yang mudah karena ada banyak kendala yang harus dihadapi. Syukur kepada Allah, berkat bantuan Tuhan, berkat usaha keras dan kerjasama dari semua pihak, pelayanan sosial panti asuhan bisa diwujudkan, bahkan sekarang mulai semakin berkembang.

Namun bukan hanya muncul dari kepedulian sosial yang sifatnya hanya manusiawi, lebih dari itu Pelayanan di Panti Asuhan Benih Kasih ini lahir dari iman. Alkitab mengatakan: Karena begitu besar kasih Allah akan duniai ni, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. (Yoh 3:16) Kalau Allah sendiri telah mengasihi kita begitu rupa, maka kita pun juga dipanggil untuk mengasihi sesama. Panti Asuhan Benih Kasih menjadi wadah untuk mengejawantahkan Hukum Kasih: mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan budi, dan mengasihi sesama sepeti diri sendiri.

Dari pemahaman yang seperti inilah kami memberanikan diri untuk mengundang siapa saja yang juga memiliki kepedulian terhadap sesama, terutama yang miskin dan terlantar, untuk ikut berpartisipasi dalam “menebarkan kasih” di Panti Asuhan Benih Kasih Paroki St Marinus Yohanes ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar